Kontribusi Nyata Kita
Mahasiswa. Sebuah kata sederhana yang mungkin tidak asing di telinga kita, yang terdiri dari maha dan siswa. Maha yang
dalam kbbi berarti sangat; amat; teramat. Dan siswa yang juga dalam kbbi
berarti murid. Jadi, mahasiswa itu sebenarnya apa? Menurut kbbi sendiri,
mahasiswa berarti orang yang belajar di perguruan tinggi. Lalu, apakah sesimpel
itu? Hm mungkin kelihatannya iya. Tapi ternyata, tidak sesimpel kelihatannya.
Karena pada dasarnya, makna seorang mahasiswa tidaklah sesempit itu. Ah, tapi,
bukankah jika kita sudah terdaftar sebagai mahasiswa di sebuah Perguruan Tinggi
kita sudah otomatis menyandang gelar mahasiswa? Mungkin iya. Tapi ingat, itu
hanyalah syarat administratif menjadi mahasiswa. Sesungguhnya, menjadi
mahasiswa mengandung pengertian yang lebih luas dari sekedar masalah
administratif itu sendiri. Menyandang gelar 'mahasiswa' sendiri merupakan suatu
kebanggan sekaligus tantangan. Bagaimana tidak, selain mahasiswa sebagai
pemegang takhta tertinggi dalam dunia persiswaan juga mahasiswa dinilai sudah
cukup umur untuk melakukan atau memutuskan apa-apa yang berhubungan tentang
dirinya sendiri termasuk resiko dan akibat. Jangan lupa, dibalik itu semua juga
banyak yang semestinya kita lakukan sebagai mahasiswa. Idealnya adalah muncul
pada diri kita suatu dorongan moral atau kewajiban untuk mengabdikan diri
kepada masyarakat, bangsa dan negara. Seorang mahasiswa agaknya diharapkan
minimal memiliki kontribusi kepada masyarakat atau khayalak umum. Kontribusinya
pun bisa bermacam-macam dan bisa dalam berbagai bidang, misalkan bidang sosial,
budaya, medis dan pendidikan sekalipun.
Pada bidang pendidikan, peran yang bisa mahasiswa
mainkan pun sangatlah luas. Sebagai insan akademis yang dipandang umat dan
masyarakat umum memiliki kekuatan intelektual yang lebih, sudah sepantasnya
kita dapat merealisasikan peran kita untuk masyarakat. Banyak hal yang bisa
kita lakukan sebagai mahasiswa untuk berkontribusi nyata dalam bidang
pendidikan di Indonesia. Dari hal-hal kecil sederhana bahkan hingga hal yang
terdengar cukup tidak masuk akal sekalipun.
Sebagai negara yang berkembang, pendidikan seharusnya
dijadikan makanan pokok yang mesti dikonsumsi oleh rakyatnya. Yang semestinya
menjadi hal yang selalu dicari dan mudah ditemukan. Pemerintah dalam hal ini
berkewajiban dalam pemenuhan pendidikan di Negeri ini demi kesejahteraan
intelektual dan pengembangan sumber daya manusia yang merupakan modal dasar
pembangunan negara dan sebuah investasi yang tidak akan merugi. Tapi cerita
tinggal cerita. Dengan keadaan Indonesia saat ini terlebih dengan kondisi
geografis Indonesia yang seperti ini, rasanya agak sulit untuk mewujudkan
pemenuhan pendidikan di Indonesia. Benar saja, bahkan terlihat jelas bagaimana
ketimpangan sarana dan prasana pendidikan bagi mereka yang ada di Pulau Jawa
dan mereka yang ada di pulau bagian timur. Disinilah sebenarnya peran mahasiswa
sangat dibutuhkan. Bagaimana agar terjadi keseimbangan pelayanan pendidikan
bagi mereka yang ada di barat, tengah maupun timur. Bagi mereka yang ada di
kota maupun di desa. Bagaimana kita sebagai mahasiswa dapat turun, terjun
langsung ke lapangan memberi motivasi agar mereka yang awalnya tidak terlalu
memikirkan pendidikan jadi memikirkan untuk bahkan menimba ilmu diluar daerah
asal agar kelak dapat membangun daerah asalnya. Semua anak Indonesia berhak
menjadi pintar dan berhak mendapat ilmu, bukan?
Ah, mungkin agak sulit jika kita harus turun langsung
ke lapangan menemui dan berdialog langsung dengan mereka yang di timur sana.
Apalagi untuk kesana pun kita harus merogoh kocek yang tidak sedikit. Tapi
tenang, sulit bukan berarti tidak bisa. Sekarang pun sudah banyak program-program
baik progam pemerintah maupun program non-pemerintah yang bergerak dalam bidang
pendidikan untuk membantu mereka yang ada disana. Dan yang dapat membawa kita sampai kesana, Seperti SM3T (Sarjana Mendidik di daerah Terluar, Terdepan dan Tertinggal) yang merupakan
program dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Serta contoh lain Indonesia
Mengajar dan 1000 guru, yang merupakan program non-pemerintah. Dan masih banyak
program-program lainnya. Selain hal itu, kita juga kita memulai peran kita
untuk Pendidikan Indonesia misalkan dengan menyumbangkan buku untuk mereka yang
membutuhkan. Berdonasi dalam kegiatan pendidikan. Atau dengan mulai
mendaftarkan diri menjadi relawan di acara-acara bertajuk pendidikan. Dan masih
banyak lagi hal-hal posiif lainnya yang dapat kita lakukan sebagai mahasiswa
untuk Pendidikan di Indonesia. Lakukanlah apa yang selagi kita bisa dan mampu. Percayalah, se-sederhana apapun itu, bagi mereka yang membutuhkan, itu sangatlah bermanfaat.
Salam Pendidikan Indonesia!
Nama : Tian Febianti
NIM : 1107617175
Prodi : PGSD
Bio : Seorang wanita yang lahir di Ngawi pada tanggal 13 Maret 1999 dan tinggal di Depok, Jawa Barat. Sekarang menjadi seorang mahasiswa tingkat awal di salah satu Universitas Negeri di Jakarta. Seorang pemimpi yang motto hidupnya adalah bermimpi, percaya, dan buat itu jadi kenyataan. Hobinya menonton film, entah berapa ratus film yang sudah ditonton. Dan sampai saat tulisan ini diterbitkan belum pernah jatuh cinta dengan Drama Korea seperti wanita kebanyakan.
Comments